Sudah hampir 2 bulan tak menulis blog, Rasanya seperti sedang kehabisan ide berfikir, niatku ingin menimba ilmu dari seorang teman dan membaginya kepada pembaca, karena sesuatu hal sampai saat ini belum tersampaikan niatku untuk bekerja sama dengannya berbagi pengalaman mengembangkan suatu bisnis.
yang menarik dari temanku ini adalah kisah hidupnya. hanya berbekal ilmu menyablon, beliau mampu meyakinkan rekanannya yang lain memberinya modal usaha, lalu setelah itu usahanya berjalan hingga kini, modal yang diperoleh itu bukanlah sedikit, mencapai angka ratusan juta.
Selama ini, saya berfikiran bahwa membangun suatu usaha tanpa modal sendiri atau tanpa pinjam pada pihak ketiga adalah mustahil, temanku justru memulainya dengan rekanan yang menawarkan modal.
secara detail kisahnya ingin ku persilahkan beliau saja yang menulisnya supaya tidak terjadi kesalahan fakta sejarah dan perizinan, penulisan ini di cukupkan dulu, bersambung ...... (menunggu setelah bertemu beliau dulu).
Setelah tertunda karena menunggu waktu berkunjung ke tempat teman, kemudian saya bertemu lagi dengan beliau lalu saya mengungkapkan niat saya kepadanya, saya memperoleh jawaban yang cukup mengejutkan saya, jawabnya 'saya belum sukses', karena masih ada beberapa hal yang dianggapnya belum menjadikannya sukses, kemudian sayapun memakluminya.
Dari pertemuan dan perkenalan ini, penulis menyimpulkan pada pokoknya :
Bagi pengusaha jasa seperti penulis, ukuran sukses lebih sulit pengukurannya, mengapa demikian? karena yang dinilai orang luar lebih dominan kepada perilaku dan intelektualnya serta kisah dari mulut ke mulut mantan klien dan rekanan kerja, jangkauannya baru terlihat 5 sampai 10 tahun kedepan sejak menjalani profesi, kalau pada waktu mendatang klien laris manis menggunakan jasanya berarti ia sukses mengembangkan pencitraannya, kalau klien jarang memanfaatkan jasanya berarti ia gagal membangun pencitraannya.
Demikian tulisan singkat Penulis, semoga pengetahuan dan pengalaman yang sekelumit ini bermanfaat bagi pembaca.
Setelah tertunda karena menunggu waktu berkunjung ke tempat teman, kemudian saya bertemu lagi dengan beliau lalu saya mengungkapkan niat saya kepadanya, saya memperoleh jawaban yang cukup mengejutkan saya, jawabnya 'saya belum sukses', karena masih ada beberapa hal yang dianggapnya belum menjadikannya sukses, kemudian sayapun memakluminya.
Dari pertemuan dan perkenalan ini, penulis menyimpulkan pada pokoknya :
- Sukses seseorang itu bukan hanya dilihat dari penampakan luar usahanya yang terus berjalan.
- Harus dilihat pula permodalannya apakah sudah mandiri atau masih dari bantuan pihak lain.
- Harus melihat apakah kesejahteraan kehidupan pribadinya semakin lebih baik atau tidak.
- Harus melihat apakah semakin lama semakin matang dalam hal menyelesaikan segala masalah yang timbul saat menjalankan usahanya.
- Harus melihat apakah kesejahteraan karyawan juga meningkat seperti dirinya.
- Harus melihat kenyamanan karyawan dalam bekerja dengan mengukur berapa lama bertahannya setiap karyawan bekerja untuk pemilik usaha.
Bagi pengusaha jasa seperti penulis, ukuran sukses lebih sulit pengukurannya, mengapa demikian? karena yang dinilai orang luar lebih dominan kepada perilaku dan intelektualnya serta kisah dari mulut ke mulut mantan klien dan rekanan kerja, jangkauannya baru terlihat 5 sampai 10 tahun kedepan sejak menjalani profesi, kalau pada waktu mendatang klien laris manis menggunakan jasanya berarti ia sukses mengembangkan pencitraannya, kalau klien jarang memanfaatkan jasanya berarti ia gagal membangun pencitraannya.
Demikian tulisan singkat Penulis, semoga pengetahuan dan pengalaman yang sekelumit ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis,
Fauzan Daromi,SH