Sabtu, 21 Juli 2012

STRATEGI KAMPANYE PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA)

Gambar ini adalah gambar Presiden Amerika Barack Obama saat kampanye, strategi dan metode kampanye beliau banyak ditiru para politikus di berbagai belahan dunia. Bagi para kandidat pilkada (baik itu cabup/cawabup, cawako/cawawako, ataupun cagub/cawagub) di Indonesia,  masa kampanye adalah masa yang sangat ditunggu -tunggu untuk menyampaikan program kerjanya jika nantinya terpilih,masa kampanye merupakan saat krusial yang dapat menentukan  peluang terpilih tidaknya sang kandidat, untuk dapat memenangkan pemilihan, para kandidat jauh - jauh hari sebelumnya berupaya mempersiapkan rencana program kerjanya untuk di sampaikan ke publik / masyarakat saat kampanye, supaya program dapat diterima oleh publik / masyarakat saat kampanye, menurut pendapat penulis ada beberapa hal yang patut pula diperhatikan dan dihindari saat kampanye, antaranya:
  1. Tidak memaparkan program yang sulit terealisasi dalam waktu singkat, misalnya program penggratisan biaya untuk dapat memenuhi suatu kebutuhan, program bebas dari sesuatu yang sifatnya merugikan, dan sebagainya.
  2. Tidak mengulang  program kampanye pendahulu, mengulang memunculkan kesan kepada sang kandidat bahwasannya sang kandidat monoton dan tidak peka akan perubahan, padahal diketahuinya kebutuhan masyarakat tidak monoton.
  3. Program kampanye jangan sama. mengapa kalau sama? biasanya setiap kandidat merancang program kampanye berdasarkan aspirasi masyarakat dari media (pemberitaan surat kabar, televisi, jejaring sosial, dan lain lain). pada waktunya tahapan debat kandidat, kemungkinan solusinya juga akan sama. kalau itu yang terjadi, pada akhirnya masyarakat akan memilih kandidat berdasarkan figur.
  4. Pemaparan program kampanye jangan banyak dibantu tim sukses. masyarakat menghadiri kampanye umumnya ingin mengetahui kualitas dan kuantitas sang kandidat secara langsung, kadangkala  waktu pidato sang kandidat lebih pendek dari pada pidato beberapa orang tim suksesnya.
  5. Pengaturan waktu acara penyampaian program kampanye dengan acara hiburan tidak tepat. tidak semua masyarakat yang menghadiri kampanye niatnya ingin mendengarkan program kampanye sang kandidat, minat dan ketertarikan mereka tertuju pada hiburan yang ditampilkan saat kampanye atau minat pada tujuan lain.
  6. Kandidat tidak bersikap dapat mendahului waktu. misalnya memberi jaminan atau kepastian programnya pasti terlaksana jika terpilih. padahal telah diketahui umum yang namanya program kerja dalam prakteknya tidak selalu dapat berjalan lancar sesuai harapan dan ada saja kendala yang muncul untuk mewujudkannya.
  7. Materi paparan program kampanye tidak terserap oleh masyarakat yang hadir. contoh: biasanya masyarakat yang gemar menghadiri kampanye terbuka umumnya masyarakat yang biasa berkomunikasi dengan bahasa lokal mereka dan tema yang ringan, jika pemaparan program kampanye bertemakan teknologi dengan bahasa teknologi maka tidak mengertilah mereka, akhirnya kampanye menjadi membosankan.
  8. Tidak konsisten dalam hal waktu. yang namanya mengikuti kampanye terbuka biasanya di lapangan atau di area terbuka semacam stadion, efisiennya kampanye lebih kurang 1 (satu) jam, daya tahan dan daya konsentrasi masyarakat berdiri berpanas - panas lebih kurang 1 (satu) jam juga.
  9. Tidak melakukan uji coba meniru program dari daerah lain. suatu program yang sukses di daerah lain belum tentu akan berhasil di terapkan di daerah kandidat karena iklim dan situasi sosial serta budayanya berbeda. misalnya program penerapan peningkatan ekonomi masyarakat melalui wadah koperasi.
Demikian sekelumit pendapat penulis, semoga bermanfaat bagi pembaca.

Penulis,
Fauzan Daromi,SH